Kania Maharani
5 min readApr 7, 2022

--

Cara Ampuh Bikin Outline Cerita Yang Menarik

Kak, gimana sih cara buat outline cerita untuk wattpad dan storial? Gue masih bingung dan kesulitan banget padahal idenya udah ada di kepala.” Yap, beberapa pertanyaan dari seorang teman yang menanyakan hal ke gue dengan sopannya.

Dan, tentunya buat outline cerita pun nggak akan mudah, mulai dari menentukan tema dan karakter, karakter, latar tempat — waktu — suasana, membuat alur cerita maju atau mundur, dan lain sebagainya. Sungguh harus berpikir matang-matang.

Pertama, awalnya gue bikin cerita di storial judulnya Transfer Rasa, itu tulisan pertama yang gue ketik di sana dengan modal menguras tenaga, pikiran, dan waktu. Gue mulai kesusahan membuat cerita tanpa outline.

Pertanyaannya, apa sih itu outline?

Outline adalah salah satu kerangka cerita yang bakal membantu kita menentukan jalan atau alur cerita dengan matang. Sederhananya, outline seperti itu. But, nggak dipungkiri gue sendiri pun masih melatih membuat outline yang menarik.

Intinya, outline membantu gue banget untuk menulis alur cerita yang akan gue tulis nantinya. Namun, memang sulit dan perlu latihan setiap harinya. Ada beberapa hal yang menarik ketika membuat outline ialah menulis alur cerita itu sulit banget mulai dari ngomongin tokoh ABCDE dan konfliknya bakal kayak gimana plus penyelesaiannya.

Tentunya ada beberapa cara yang gue lakukan untuk membuat outline cerita yang menarik. Berawal dari gue disuruh presentasi dosen Creative Writing soal pembuatan cerpen. Yap, nulis cerpen pun butuh outline, bro and sis. Dan, 5 tips supaya outline cerita Lo menarik untuk dibaca.

  1. Menentukan Tokoh dan Karakter

Salah satu hal yang paling penting dari sebuah cerita adalah tokoh dan karakternya. Karena tokoh akan membawa alur cerita bakal seperti apa nantinya.

Apa itu tokoh? Tokoh adalah salah satu pemeran dalam sebuah cerita pendek dan novel. Biasanya tokoh terdiri dari tokoh protagonis (baik), tokoh antagonis (jahat), tokoh tritagonis (penengah), dan tokoh figuran (cameo).

Yap, tentunya dari tokoh ini akan melahirkan berbagai jenis karakter seperti melankolis, pragmatis, dan lain-lainnya. Karakter pun dibuat agar para pembaca mengingat betul kehidupan dan latar belakang si tokoh tersebut.

Ada satu hal yang menarik cara membuat karakter tokoh ini menjadi menarik dari Raditya Dika dan Ernest Prakasa, mereka adalah salah satu orang yang berkecimpung di dunia komedian dan perfilman Indonesia. Selama beberapa bulan terakhir, gue menonton channel mereka, dimana mereka membagikan tips menarik supaya karakter kita lebih powerful.

Dari bang Raditya Dika, di salah satu kanal YouTube-nya, gue meresapi banget soal pembuatan karakter ini. Bang Radit sendiri punya formula yang gue pake di cerita gue yaitu tokoh, tujuan, halangan. Yaps, tiga formula ini saling berhubungans satu sama lainnya.

Misalnya :

Tokoh : Dewi merupakan anak yang memiliki banyak prestasi di sekolahnya, wajahnya cantik dan matanya sipit. Gadis lugu dan pendiam. (Nah, di sini buat tokoh kita akan seperti apa latar belakangnya)

Tujuan : Dia ingin berkarir menjadi musisi hip-hop di kotanya dengan mulai membeli peralatan untuk bermusik. (Nah, di sini sebutin tujuan tokohnya mau apa sih dalam hidupnya? Dari segi karier, percintaan, ekonomi, dan lain sebagainya).

Halangan : Namun, orang tuanya tidak mengizinkannya karena dia harus fokus mengejar studi kedokteran gigi di Amerika Serikat. (Nah, di sini sebutin halangan / tantangannya si tokoh apa, bisa sesuai pengalaman pribadi atau orang lain.

Nggak lupa juga Kak Ernest Prakasa agak mirip sih sama bang Raditya untuk membuat karakter tokoh untuk tulisan dan film. Ada tiga formula yaitu who (siapa), what (apa), dan but (tapi). Gue akan bedah karakter tokoh dari Penyalin Cahaya film yang diproduseri dan disutaradai oleh Wregas Bhanutejana.

Siapa (who) : Suryani adalah seorang anak kuliahan yang mengikuti esktrakulikuler teater dan memiliki jasa website untuk kegiatan teaternya.

Apa (what) : Suryani mabuk dan mendapati dirinya mengalami pelecehan seksual di kampusnya oleh seorang kating teaternya.

Tapi (but) : Namun, Suryani tidak mendapatkan keadilan dan beasiswanya dicabut oleh kampus karena tidak berkelakuan baik.

2. Fokus Pada Konflik dan Alur Cerita

Penting banget untuk membuat konflik supaya cerita yang kita ketik dan tulis mempunyai sedikit bumbu-bumbu drama, namun masih tahap wajar. Misalnya konflik mulai ketika kedua tokoh-tokoh bermusuhan dan mengakibatkan beberapa tokoh lainnya terkena imbasnya.

Konflik adalah masalah dalam sebuah cerita dan film. Konflik memiliki pengaruh agar pembaca dan penonton betah dalam mengikuti jalan ceritanya. Konflik tercipta dari pengalaman, trauma, masa lalu, dan pemikiran tokoh yang akan menciptakan gejolak dilema batin bagi si tokoh tersebut.

Nggak dipungkiri konflik dan alur cerita harus dibuat secara runtut. Apakah alur ceritanya maju atau mundur? Siapa saja tokoh yang akan muncul? Mengapa tokoh melakukan hal tersebut? Bagaimana si tokoh keluar dari masalahnya? Biasanya pertanyaan-pertanyaan itu yang gue buat untuk menulis alur cerita. Dan, aku akan bikin bagan sesuai tokoh masing-masing mulai dari karakter dan latar belakangnya. Maka, cerita akan lebih muda untuk dikembangkan.

3. Riset, riset, dan riset

Ya, gue sering banget meriset setiap cerita yang mau dibuat. Biasanya kalo datang dari pengalaman pribadi tinggal sat set sat set selesai. Tapi, kalo datang inspirasi dari pengalaman orang lain, biasanya gue akan minta izin sama orangnya. Nah, penting banget sih.

Riset adalah proses mencari data dan fakta untuk membuat alur cerita menarik untuk dibaca. Biasanya aku akan mulai riset di Quora, Medium, YouTube, Instagram post dan comment. Tentunya akan perlu waktu yang lama dan perlu dibuatkan draftnya sendiri-sendiri.

Tergantung dari tema cerita apa yang akan kita buat. Seandainya kita ingin membuat cerita detektif, dokter, pengacara dan lain-lainnya pasti memerlukan riset data dan fakta di lapangan, seperti kegiatannya apa saja, apa jabatannya, siapa bertanggung jawab atas A, dan data lainnya yang diperlukan. Tentunya riset bisa dari wawancara, berita, kerabat dekat, dan lainnya sebagai bahan observasi supaya tidak salah paham dengan ceritanya.

4. Tulis Aja Dulu

Setelah dibuatkan outline cerita nih, sebaiknya sih tulis aja dulu alur ceritanya supaya nggak kelupaan. Biasanya ide akan datang di malam hari ketika melamun dan bingung mau ngapain. Yap, tulis aja dulu, itu kuncinya.

Biasanya aku akan nulis dulu draft ceritanya di buku atau word kalo seandainya lagi mager nulis. Hati-hati writer’s block, guys.

Paling banyak sih bikin 200 kata per hari. Lumayan lah untuk melatih otot-otot jari tangan gue yang kaku karena kelamaan nggak nulis. Setelah semua selesai, barulah gue upload ke platform menulis favorit gue seperti storial, wattpad, medium, blog, buddyku, dan karya karsa. Plaftormnya bisa Lo coba nih!

5. Terus Latihan Membuat Cerita

Yap, ini satu-satunya cara yang aku lakukan. Gue pertama kali bikin cerita di storial dimana gue udah ceritain di atas. Gue anggap tulisan pertama gue jelek banget, nggak akan ada yang baca.

Tapi, ternyata lumyan ada yang baca, meski ngga kasi voting hehe. It’s okay pakai bahan latihan dan evaluasi. Intinya latihan terus menerus buat cerita dimanapun. Karena gue kebantu banget sama latihan menulis setiap harinya.

Selagi gue menulis cerita, gue sempet-sempetin baca buku fiksi dan non-fiksi. Gunanya supaya menambah kosa kata bahasa Indonesia dan Inggris gue (seandainya ada buku bahasa inggris hehehe). Dan, selagi gue baca buku, gue juga baca beberapa blog dari penulis favorit seperti Edward Suhadi, Dee Lestari, Ika Natassa, dan penulis lainnya.

Sekian dulu dari artikel gue kali ini. Kalo merasa artikel ini bermanfaat, silahkan share ke orang-orang terdekat kalian yang membutuhkan. Terimakasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya. See you.

--

--

Kania Maharani

Sharing anything personal development, finance, and books. Don't forget follow my instagram @kaniamaharanni 😍